Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

By | Februari 12, 2024
|

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia – Pada tahun 2020, ekosistem mangrove Indonesia mempunyai luas 3.311.207,45 ha yang terbagi menjadi kawasan hutan dan kawasan outdoor (Rahmanto, 2020). Hutan bakau di Indonesia terdapat di banyak wilayah, terutama Papua, Kalimantan, dan Sumatera (FAO, 2007). Sekitar 3 juta hektar hutan bakau tumbuh di sepanjang 95.000 km garis pantai Indonesia. Jumlah ini setara dengan 23% ekosistem mangrove global (Giri et al., 2011).

Hutan mangrove tumbuh pada zona intertidal, antara pantai karang, karang mati yang tertutup pasir atau lumpur, dan pantai lumpur (Saparinto, 2007).

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Rahim dan Banderan, 2007). Hutan mangrove bercirikan tanah liat dan hutannya selalu tergenang air (Fatma, 2016). Komunitas hutan bakau pesisir tropis didominasi oleh beberapa jenis pohon bakau yang dapat tumbuh dan berkembang di zona pasang surut pantai berlumpur (Rahmanto, 2002). Selain itu, komposisi vegetasi penyusun ekosistem mangrove relatif homogen. Sebab, hanya vegetasi tertentu saja yang dapat menghuni setiap zona yang ada. Zonasi ekosistem mangrove dibagi menjadi empat kategori yaitu zona mangrove terbuka, zona mangrove tengah, zona mangrove payau, dan zona mangrove daratan. Kawasan mangrove terbuka merupakan kawasan yang menghadap ke laut dan didominasi oleh laut.

Hutan Bakau Yang Tersebar Di Indonesia

. Sedangkan kawasan mangrove daratan terletak di kawasan yang dekat dengan air payau atau air tawar di luar jalur hijau mangrove yang sebenarnya.

Hutan mangrove yang sehat adalah hutan yang tetap dapat memberikan manfaat sesuai dengan fungsinya. Sedangkan fungsi utama hutan mangrove adalah mencegah erosi dan kerusakan (Angraini, 2020). Vegetasi mangrove yang lebat dapat menahan erosi yang terjadi di pantai dan menstabilkan dasar berlumpur dengan mengurangi kekuatan gelombang yang mengikis pantai. Kesehatan suatu mangrove dapat diukur dengan melihat fauna di sekitarnya (Ambari, 2018). Fauna yang banyak ditemukan di hutan mangrove adalah krustasea seperti kepiting, rajungan, dan moluska. Semakin sehat tanaman mangrove maka biota laut tersebut akan semakin melimpah (Ambari, 2018). Jika fauna mangrove berkurang atau bahkan hilang maka dipastikan mangrove akan rusak atau tidak sehat (Ambari, 2018).

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11. Menurut Nomor 201 Tahun 2004 tentang Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove, indikator kerusakan mangrove dapat dipantau berdasarkan standar kepadatan pohon dan persentase tutupan per hektar. Nilai kepadatan spesies menunjukkan kelimpahan spesies dalam suatu ekosistem dan dapat menjelaskan bahwa spesies dengan kepadatan yang lebih tinggi mempunyai pola adaptasi yang lebih besar. Hutan bakau yang rusak sedang memiliki kepadatan lebih dari 1.500 pohon per hektar dengan tutupan >75%, sedangkan hutan bakau yang rusak sedang memiliki kepadatan 1.000 hingga 1.500 pohon per hektar dengan tutupan 50% hingga <75%. 1.000 pohon per hektar dan tutupan kurang dari 50%. Luasnya kerusakan hutan mangrove dijadikan acuan dalam kegiatan restorasi. Jika tingkat kerusakan mangrove diubah menjadi angka, maka nilai tingkat kerusakan menjadi lebih obyektif, konsisten, dan jelas. Hal ini juga dapat memudahkan perencanaan kegiatan rehabilitasi yang akan dilakukan. Oleh karena itu, perencanaan kegiatan rehabilitasi yang matang akan semakin meningkatkan tingkat keberhasilan kegiatan restorasi hutan mangrove.

Baca Juga:  Berita Pt Mikuni Cikarang

Ramanto, Bagus Dwi. 2020. Peta Nasional Mangrove Indonesia dan Status Ekosistem Mangrove. Webinar “Perkembangan Alat Pemantauan Mangrove di Indonesia”.

Hutan Mangrove Teluk Ambon Memprihatinkan

[SK] Kami menggunakan cookie untuk membantu memberikan pengalaman terbaik kepada pemirsa di situs web kami. — [SK] Kami menggunakan cookie untuk memberikan pengalaman terbaik kepada pengunjung kami di situs web kami. Saya setuju/setuju. Hutan bakau dapat melindungi dari bencana seperti tsunami dan mengurangi korban jiwa dan harta benda. Saat terjadi tsunami, hutan bakau mampu menahan dan memecah gelombang.

Onrizal, pakar lingkungan hidup Universitas Sumatera Utara, mengatakan berbagai penelitian selama beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang dapat mengurangi angka kematian saat terjadi tsunami di Aceh dan Sumatera Utara. Di sisi lain, tidak sedikit pula korban jiwa di wilayah yang hutan bakaunya rusak.

Tsunami tanggal 26 Desember 2004 menunjukkan bahwa hutan bakau melindungi pantai dari tsunami dan badai. Contoh dari Lahewa, Nias Utara. Rumah-rumah penduduk yang dibangun hanya beralaskan rumput dan beratap ijuk, sehingga aman dari tsunami. Mereka dilindungi oleh hutan bakau yang bagus.

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Menurutnya, kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya hutan mangrove bagi masyarakat. Sebaliknya, di Aceh, hutan bakau di Ulela hancur sebelum dan sesudah tsunami, sehingga membuka jalan bagi pemukiman. Saat tsunami terjadi, banyak korban jiwa. Di Simeulua, kepadatan hutan bakau cukup baik sehingga kerusakan akibat tsunami sangat minim.

Rehabilitasi Mangrove Kurangi Emisi Pemanasan Global

“Ekosistem mangrove sangat produktif dan protektif bagi manusia, namun menjadi sangat rentan jika diganggu,” ujarnya baru-baru ini.

Onrizal mengatakan, itu merupakan lokasi pengembangan perairan. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa mangrove yang sehat meningkatkan biota laut. Di sisi lain, kerusakan mangrove dapat menyebabkan kerusakan pada biota perairan seperti ikan, udang, dan kepiting.

Menurutnya, mangrove sangat penting dalam menyerap dan menyimpan karbon. Sebuah studi yang dilakukan Danoto pada tahun 2011 menemukan bahwa hutan bakau di Indo-Pasifik memiliki kapasitas penyimpanan karbon empat hingga lima kali lebih besar dibandingkan ekosistem hutan terestrial, termasuk hutan tropis.

Menurut data yang dikeluarkan WHO selama 34 tahun, 30% hutan bakau dunia telah hilang. Indonesia, yang merupakan kontributor terbesar kerusakan ekosistem mangrove secara global, terkena dampak paling parah di sepanjang pesisir timur Sumatera Utara.

Hutan Mangrove Telanjur Dibabat, Namun Tambak Tak Menghasilkan

Ia mengatakan, faktor penyebab kerusakan mangrove antara lain konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit, perusakan pohon mangrove untuk budidaya arang dan ikan, serta perambahan oleh manusia yang melakukan budidaya secara ilegal. Parahnya lagi, pemerintah masih belum serius dalam mengurangi laju kerusakan ekosistem mangrove.

Baca Juga:  Berita Terkini Di Pekanbaru Riau

Indonesia merupakan kontributor terbesar pada periode tersebut. Jadi ketika dunia kehilangan 800.000 hektar ekosistem mangrove, lebih dari separuh wilayah Indonesia hilang.

Pada tahun 2018, Onrizal melakukan studi parsial terhadap hutan bakau di pantai timur Sumatera Utara, membandingkan 30 tahun terakhir dengan citra satelit dari tahun 1989 hingga 2018.

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Selama 30 tahun terakhir, pesisir timur Aceh hingga Deli Serdang di Sumatera bagian utara telah kehilangan 59,6% hutan bakaunya.

Hutan Mangrove Indonesia Rusak Parah

Menurut data dari Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara, sekitar 36.000 hektar hutan bakau masih ada di Sumatera Utara pada tahun 2014. Dari jumlah tersebut, hilangnya mangrove mendekati 60%, menurut penelitian Onrizal.

Menurut statistik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas hutan mangrove dunia kurang lebih 16,53 miliar hektar, dan luas Indonesia kurang lebih 3,489 miliar hektar.

“Dari jumlah tersebut, 40% masih tersisa, sedangkan 24% sisanya telah dirambah pohon bakau untuk dijadikan dapur arang dan dijadikan semak belukar. Lalu pertanyaannya, apakah ada aktivitas penegakan hukum? “Selama ini yang terjadi kerusakan mangrove,” kata Onrizal.

Penelitiannya menemukan bahwa sekitar 27% hilangnya mangrove di Sumut disebabkan oleh udang, tambak, pertanian, dan perkebunan kelapa sawit.

Mangrove Riau Dalam Ancaman?

Menurutnya, perkebunan sawit paling bertanggung jawab atas rusaknya ekosistem mangrove di Sumut bagian utara. Pangkalan Susu, Pulau Kampai, dan wilayah perbatasan Sumatera Utara dan Aceh kehilangan 65% hutan bakaunya antara tahun 1989 hingga 2018. Hutan bakau ini telah rusak akibat ekstraksi kayu dan arang serta konversi lahan menjadi perkebunan kelapa sawit. Penebang kayu terlalu acak. Pohon-pohon kecil juga dirusak.

Ia membandingkan status perlindungan hutan mangrove pada tahun 1989, 2009, dan 2018. Hingga tahun 2014, Hutan Karang Gading memiliki luas 15.965 hektar, menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumut.

Berdasarkan penelitian Onrizal, hilangnya mangrove Karang Gading selama 30 tahun terakhir sebesar 25,6%. “Kawasan yang dilindungi harus ditingkatkan, bukan dihancurkan.”

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Menurut Onrizal, sempat ada program restorasi mangrove pasca bencana tsunami, namun gagal menutupi kerugian yang ditimbulkan. Artinya, hilangnya mangrove lebih besar dibandingkan kemampuannya untuk pulih.

Jokowi Singgung Kerusakan Mangrove, Gubernur Riau Syamsuar Langsung Respons Perbaikan 174 Km2 Hutan Mangrove

Dana Prima Tarigan, Direktur Eksekutif Walhi Sumut, mengatakan hutan bakau di pantai timur Sumut terbentang sepanjang 314 kilometer dari Langkat hingga Labuhan Batu bagian selatan. Kondisinya rusak parah selama 13 tahun terakhir. Setidaknya 12.565 hektare hutan mangrove telah ditetapkan sebagai Kawasan Peruntukan Lain (APL). Apalagi, jumlah kerusakan pada tahun 2019 mencapai 9.461 hektare.

Menurut dia, penyebab utama kerusakan mangrove adalah perkebunan kelapa sawit sebesar 40% (berkurangnya luas lahan), tambak sebesar 35%, pertanian sebesar 25% dan lainnya 5% termasuk erosi akibat reklamasi penambangan pasir.

Baca Juga:  Teks Berita Tentang Kebakaran Hutan

Berdasarkan laman Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, hanya ada empat perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berizin di pantai timur Sumatera Utara. Selain itu, perkebunan kelapa sawit tumbuh subur dan diduga ilegal.

Ia mengatakan, angka kemiskinan di pesisir timur Sumut tergolong tinggi, namun peningkatan taraf hidup dan lingkungan hidup bukanlah prioritas pemerintah Sumut.

Kerusakan Hutan Mangrove Indonesia Tertinggi Di Dunia, Ini 3 Aspek Penting Rehabilitasi Halaman All

Dana mengatakan, Pemprov Sumut tidak menganggap isu tersebut sebagai hal yang penting. Bahkan, perubahan fungsi menjadi semakin istimewa. Dia mengatakan pemerintah daerah harus memperhatikan garis pantai untuk perbaikan, restorasi dan penegakan hukum.

Bencana ekologi, penggundulan hutan, emisi karbon, rekomendasi, hutan hujan, hutan indonesia, hutan lindung, hutan bakau, hutan rakyat, kelapa sawit, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, sumatera, sumatera utara. Luas hutan bakau di Indonesia kini semakin bertambah. Sampai tahun. Hal ini menunjukkan bahwa upaya konservasi ekosistem mangrove di Indonesia positif.

Berdasarkan Peta Mangrove Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2021, total luas mangrove Indonesia saat ini adalah 3.364.076 ha, dimana 2.661.281 ha berada di dalam zona dan 702.799 ha di luar zona.

Kerusakan Hutan Mangrove Di Indonesia

Dibandingkan total luas mangrove 3.311.207 hektar pada tahun 2013 hingga 2019, total luasnya meningkat signifikan menjadi 52.835 hektar.

Potensi Mangrove Sebagai Bahan Pengobatan Tradisional Di Tidore Kepulauan

Meski demikian, keberadaan hutan mangrove tetap memegang peranan penting. Mangrove menjadi salah satu solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan lingkungan, khususnya kerusakan lingkungan akibat rusaknya habitat satwa. Kerusakan ini tidak hanya berdampak pada hewan tetapi juga manusia.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan Indonesia bisa menyimpan karbon setara dengan 10% emisi yang ada meski hanya memiliki hutan bakau yang luasnya hanya sekitar 2% dari total hutan. .

Berdasarkan persentase tutupan kanopi, kondisi mangrove dibagi menjadi tiga kategori: mangrove lebat, mangrove sedang, dan mangrove jarang. Mengacu pada SNI 7717-2020, mangrove lebat merupakan mangrove dengan tutupan tajuk lebih dari 70%, mangrove sedang dengan tutupan tajuk 30-70%, dan mangrove jarang dengan tutupan tajuk kurang dari 30%.

Diantara total luas mangrove Indonesia sebesar 3.364.076 hektar, wilayah yang mempunyai mangrove lebat adalah sebagai berikut.

Persen Dari 3 Juta Ha Hutan Bakau Di Indonesia Rusak, Sebut Klhk

Penyebaran hutan mangrove di indonesia, harga menginap di hutan mangrove pik, kerusakan hutan mangrove, dampak kerusakan hutan mangrove, luas hutan mangrove di indonesia, hutan mangrove di indonesia, penginapan di hutan mangrove jakarta, akibat kerusakan hutan mangrove, persebaran hutan mangrove di indonesia, penyebab kerusakan hutan mangrove, hotel di hutan mangrove pik, kerusakan hutan di indonesia

Tinggalkan Balasan