Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

By | November 24, 2023
|

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau – , Jakarta – Irjen Pol Tito Karnavian menemukan kejanggalan pola kebakaran hutan di Riau. Kejanggalan itu diketahui saat Tito memantau kawasan kebakaran hutan di Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau menggunakan helikopter, kemarin.

Dikutip dalam siaran pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dalam pandangan Irjen Pol, areal yang terbakar hanyalah hutan, sedangkan areal perkebunan kelapa sawit dan tanaman lainnya tidak terbakar.

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

Kemudian, Kepala BNPB mendapat laporan dari Bupati Pelalawan bahwa 80 persen kawasan hutan dan kebakaran tropis selalu dijadikan perkebunan kelapa sawit atau pabrik industri lainnya.

Puncak Kemarau, Kebakaran Hutan Dan Lahan Meluas Di Riau

Dari data analisis website https://fires.globalforestwatch.org/map/ tentang kawasan panas di Indonesia pada 1 Agustus hingga 14 September 2019 menunjukkan titik panas atau kawasan serupa dengan kebakaran hutan yang terjadi di luar konsesi. kawasan kelapa sawit. atau hutan industri. Sekitar 85 persen kawasan hutan terlarang untuk perkebunan kelapa sawit.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan setidaknya ada empat perusahaan asing yang terlibat dalam pembakaran hutan di Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.

Empat perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Malaysia. Di wilayah Kalimantan Barat, perusahaan berlokasi di wilayah Ketapang, Sanggau, dan Melawi.

“Di Kalbar ada empat perusahaan asal Singapura dan Malaysia. Lalu di Riau kemarin ada yang tutup dari Malaysia,” kata Siti Nurbaya di gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2019).

Riau Masuki Kemarau, Waspada Kebakaran Gambut

Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain PT Hutan Ketapang Industri Singapura, PT Sime Indo Agro, PT Sukses Karya Sawit, dan PT Rafi Kamajaya Abadi dari Malaysia.

Selain itu, kata dia, total ada 103 perusahaan yang mendapat sanksi dan 15 di antaranya sedang diperiksa polisi di Kalbar. Bahkan, kelompoknya sudah menutup hingga 29 perusahaan.

“Sejak akhir Agustus hingga kemarin masih berlangsung, 29 sudah ditutup, empat sedang diperiksa dan diproses hukum,” jelasnya.

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

* Kebenaran atau Ilusi? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang luas, silakan Cek Fakta WhatsApp di nomor 0811 9787 670 hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan. Ratusan hektar lahan di Riau terdampak kebakaran, sebagian besar merupakan lahan publik. Provinsi tersebut telah menetapkan darurat kebakaran hutan dan lahan mulai 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.

Kebakaran Hutan Dan Lahan, Titik Api Terbanyak Di Kalimantan Barat

Sebelumnya, Kabupaten Bengkalis dan Dumai berstatus sama. Dumai menempatkan 13 Februari-akhir Mei. Bengkalis, dua hari setelah Dumai dan berakhir pada bulan Mei.

Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Dumai berada pada level 500 yang dikenal sebagai kategori berbahaya. Keadaan ini berlangsung selama tiga hari meski kadarnya terus menurun.

Pemerintah segera mengambil tindakan dengan membagikan masker ke sekolah dan pengemudi. Siswa diperbolehkan pulang lebih awal dan disarankan membatasi aktivitas di luar ruangan.

Sementara dampak Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), kata Faisal, Kepala Dinas Kesehatan Dumai, baru bisa diketahui setelah dua minggu.

Tiga Bulan Terakhir, 131 Hektare Lahan Gabut Terbakar Di Riau

Luas kebakaran lahan di Dumai berdasarkan data BPBD Riau pada 21 Februari 2018 mencapai 46,5 hektar. Kawasan ini tersebar di banyak wilayah di Kecamatan Medang Kampai dan Kecamatan Sungai Sembilan. Kabupaten kecil lainnya yang rentan terhadap kebakaran hutan adalah Dumai Timur, Dumai Barat, Dumai Selatan dan Bukit Kapur.

Baca Juga:  Kode Pos Bekasi Cikarang Barat

Bumi dan langit gelap selama 10 hari terakhir. Kini saatnya menyirami lahan yang terbakar di Kampung Teluk Makmur dan Kampung Bangsal Aceh. Sulitnya menjangkau daerah panas dan mengeringkan saluran air juga membuat proses pemadaman terhambat, seperti kebakaran di RT05 Kampung Mundam.

Di tengah upaya pemadaman kebakaran, Kota Dumai juga mendapat sumbangan asap dari Pulau Rupat, Bengkalis yang menyebabkan polusi udara di kota tersebut semakin parah.

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

Kebakaran lahan di Bengkalis meluas antar kabupaten hingga kota Riau. Tahun ini, dalam kurun waktu sekitar dua bulan, luas kebakaran mencapai 639 hektare. Pusat Data dan Informasi BPBD Bengkalis menyebutkan, pada 21 Februari, terdapat 15 titik api di Kecamatan Rupat diantara kecamatan lainnya. Kabupaten Bengkalis dan Bantan dua titik dan Kabupaten Mandau satu titik.

Karhutla Di Indonesia Dari Ujung Ke Ujung

Hingga kemarin, sejumlah pekerja masih berjuang memadamkan api di empat wilayah. Di Kecamatan Rupat, api berhasil dipadamkan di Kampung Teluk Lecah dengan luas kebakaran 165 hektare dan di Mukim Pergam 100 hektare.

Di Provinsi Bantan, kebakaran hutan dan lahan bisa dipadamkan, bisa dikatakan di Desa Kembung yang luasnya mencapai delapan hektar. Di Kabupaten Siak Kecil, kebakaran di Kampung Bandar Jaya seluas sekitar 50 hektar dan Kampung Muara Dua seluas empat hektar. Di Kabupaten Bengkalis, di Kampung Ketam Putih dengan luas tiga hektar. Seluruh kebakaran hutan dan lahan terjadi di daerah subur yang terdapat tanaman karet, kelapa sawit, dan pepohonan.

Tajul Mudarris, Kepala BPBD Bengkalis, mengatakan beberapa posko pemadam kebakaran tidak memiliki pembatasan saluran. Kebakaran telah terjadi beberapa kali di dekat lokasi selama bertahun-tahun. Situasi ini, kata dia, tidak menghentikan cara belajar di sana

Total luas kebakaran hutan dan lahan di Riau mencapai 857,71 hektare. Selain Bengkalis dan Dumai, kontribusi hutan dan lahan dari Rokan Hilir seluas 117 hektar, Kepulauan Meranti 20,2 hektar, Siak 5 hektar, Pekanbaru 16,01 hektar, dan Kampar 14 hektar.

Riau Dikepung Kabut Asap, Greenpeace Nilai Situasi Mirip Karhutla 2015 Halaman All

Dua orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Masing-masing terletak di Pulau Pelalawan dan Meranti. Satu kasus masih dalam tahap penyidikan dan satu kasus lagi tahap II di kejaksaan.

Penyekatan kanal yang dilakukan masyarakat dan BRG di Riau, sebagai upaya restorasi gambut dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Foto: milik Haris Gunawan/ Facebook BRG

Pantauan Jaringan Kerja Konservasi Hutan Riau (Kalaulahari) dengan Satelit Terra-Aqua Modis, salah satu lokasi restorasi penting Badan Restorasi Gambut (BRG) di Riau, kerap kali muncul titik panas yang berpotensi terbakar. Tahun ini terpantau 377 titik api. Rinciannya, Bengkalis 204 poin, Indragiri Hilir 30 poin, Kepulauan Meranti 37 poin, Pelalawan 38 poin, Rokan Hilir 17 poin, Rokan Hulu mata, Siak 29 poin, dan Dumai 21 poin.

Baca Juga:  Hotel Pesona Ciwidey Kabupaten Bandung Jawa Barat

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

Itu berasal dari kelas restorasi utama rumah gambut berkanal (kawasan pertanian) sebanyak 92 titik, restorasi rumah gambut berkanal (kawasan lindung) tahap pertama sebanyak 112 titik, restorasi rumah gambut tak berkanal tahap pertama (zona lindung). ) dengan 74 poin dan kelas restorasi kebakaran penting setelah tahun 2015 dengan 99 poin. tujuan itu.

Gubernur Riau Segera Segel Perusahaan Pembakar Hutan Dan Lahan

Tahun ini, titik terpanas dalam pemulihan pasca kebakaran tahun 2015 muncul di Bengkalis sebanyak 84 titik.

Haris Gunawan, Wakil Presiden Penelitian dan Pengembangan IV BRG, tak menampik hal tersebut. Namun, mereka memastikan sebagian besar titik api berada dalam jarak dua kilometer dari wilayah intervensi atau wilayah yang sedang dibangun sekat kanal. Sejak 2016-2018, BRG membangun 815 sekat kanal dan 325 lubang bor di lahan seluas 71.000 hektare. Hal ini di luar kerjasama dengan mitra BRG.

BRG memiliki target merestorasi 814.731 hektare di Riau pada tahun 2020. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 1/2016, Pasal 4, target pencapaian 30% secara bertahap pada tahun 2016 dan 20% pada tahun berikutnya. Artinya, restorasi lahan gambut tahun ini perlu mencapai target sebesar 90% atau seluas 733.257 hektar.

“Kalau dihitung seluruh target restorasi memang benar. Namun tidak semuanya terjadi karena sekitar 90% kawasan restorasi memiliki izin untuk ditanami kelapa sawit dan hutan tanaman industri,” kata Haris.

Pdf) Analisis Dampak Kasus Pembakaran Hutan Sebagai Lahan Perkebunan Sawit Di Riau

Dari total target restorasi, 707.385 hektar berada di kawasan pertanian berizin, baik lahan pasca kebakaran tahun 2015 maupun bekas rumah gambut.

“Itulah tugas perusahaan. Cara penggunaannya silahkan ditanyakan ke KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan-red). “Beban BRG sekitar 90% tahun ini.”

Haris baru saja pulang dari Kampung Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti. Petugas pemadam kebakaran hutan dan lahan telah bekerja di sana selama 11 hari. Luas lahan yang terbakar sekitar 300 hektar. Jumlah tersebut lebih luas dibandingkan data BPBD Riau untuk Kepulauan Meranti.

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

Haris mengatakan, dalam tiga tahun terakhir, tempat tersebut sudah beberapa kali terbakar. Ini merupakan target rehabilitasi BRG namun belum melakukan intervensi karena kawasan tersebut merupakan persimpangan penebangan kayu. Mereka benar-benar memastikan tempat itu aman dan tidak ada kerusakan pembatas di kemudian hari. “Mereka membuat parit untuk mengangkut kayu.”

Kebakaran Hutan Masih Terus Terjadi, Luas Karhutla Di Jambi Sudah Capai 1.340,38 Ha

Kondisi lapangan seperti itu, kata dia, masih menjadi kendala seperti rusaknya saluran yang tersumbat di Kampung Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis. Masyarakat telah mendobrak tiga pembatas saluran yang dibuat oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab. Permasalahan tersebut dilaporkan ke BRG pada 7 Mei 2018 dan diselesaikan oleh PT Surya Dumai dua bulan kemudian, sebagaimana diungkapkan Suryadi, petugas pengaduan BRG di Riau.

Baca Juga:  Streaming Persib Vs Persik Kediri

Pada tahun 2018, BRG menerima 11 pengaduan dari organisasi publik dan masyarakat sipil. Selain rusaknya kanal, juga terdapat permasalahan perampasan lahan dan penggundulan hutan oleh perusahaan, erosi lahan gambut, dan permasalahan kebakaran.

“Polisi bekerja di darat, udara dan hukum bekerja. Kebanyakan yang terbakar terjadi di lahan publik berupa alun-alun dan pepohonan. “Ini semua tentang pembukaan lahan pertanian dan pertanian,” ujarnya.

Kebakaran hutan dan lahan di Riau, kata dia, disebabkan oleh ulah manusia, juga didukung oleh dua musim kemarau di Riau. Pertama kali, Februari hingga Maret. Musim kedua, biasanya dari bulan Juni hingga Oktober. Saat ini di berbagai wilayah di Indonesia telah tiba musim hujan.

Ratusan Hektar Lahan Riau Terbakar, Bmkg: Provinsi Lain Waspada

“Musim kemarau paruh pertama di Riau tidak akan seburuk paruh kedua. Namun, kebiasaan masyarakat membakar untuk membuka taman justru menimbulkan kebakaran. Jika dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang meluas.”

Menurut Sutopo, TNI AU mengerahkan tiga unit helikopter, satu unit helikopter Bell-412 KLHK, dan dua unit Superpuma dibantu Sinarmas. BNPB sedang mempersiapkan dukungan helikopter tambahan

Raffles B. Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, KLHK mengatakan, penetapan siaga darurat di Riau merupakan langkah tepat untuk meningkatkan koordinasi, koordinasi dan integrasi kelompok serta respon cepat dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Analisis Kebakaran Hutan Di Riau

“Kebakaran semakin meningkat di berbagai tempat dan wilayah di Riau karena cuaca kering. “Ini menjadi parameter penting dalam menentukan keadaan darurat ini,” ujarnya.

Kebakaran Indonesia Membawa Semakin Banyak Kabut Ke Asia Tenggara

Data terkini berdasarkan pantauan KLHK dan Pos Pengendalian Kebakaran Dunia, 20 Februari pukul 06.00, titik panas di Riau 1 Januari – 19 Februari 2019 berdasarkan satelit NOAA 30 titik. Berdasarkan satelit Terra AQUA (NASA), periode 1 Januari hingga 19 Februari 2019 terdapat 146 titik.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Manggala Agni bersama TNI, Polri dan masyarakat telah melakukan pemantauan terkoordinasi untuk mencegah karhutla sejak tahun 2016. Untuk mendukung deteksi dini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan membangun menara CCTV dengan tiga Daop dan melengkapi infrastruktur Manggala Agni,” ujarnya.

Siswanto, Kepala Subbagian Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, mengatakan daerah yang berada di dekat garis khatulistiwa perlu waspada terhadap kebakaran hutan dan lahan, seperti Riau, Jambi, dan Sumatera Utara, serta wilayah bagian selatan – dua daerah tersebut. waktu musim kemarau.

Selain mudah terbakar karena tidak turun hujan, kecepatan angin juga sangat tinggi

Melihat Dibalik Tercemarnya Udara Kabupaten Paser Oleh Asap Halaman 1

Kebakaran hutan di riau, kronologi kebakaran hutan di riau, artikel kebakaran hutan di riau, peristiwa kebakaran hutan di riau, artikel tentang kebakaran hutan di riau, gambar kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan riau, makalah kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di riau 2015, berita kebakaran hutan di riau, penyebab kebakaran hutan di riau, kasus kebakaran hutan di riau

Tinggalkan Balasan