Isu Isu Pendidikan Terkini Tentang Pendidikan Di Nasional Dan Internasional

By | Februari 23, 2024
|

Isu Isu Pendidikan Terkini Tentang Pendidikan Di Nasional Dan Internasional – Pendahuluan Filsafat Pendidikan Nasional (FPK) merupakan pilar utama dalam menetapkan tujuan dan agenda pendidikan di Malaysia. Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) telah menetapkan visi dan misi sejalan dengan FPK dan Kebijakan Pendidikan. Sistem pendidikan Malaysia, mulai dari pendidikan prasekolah hingga pasca sekolah menengah, mempunyai tujuan tunggal yaitu mewujudkan bangsa Malaysia yang setia dan bersatu, jujur, berkarakter tinggi, berpengetahuan, terampil dan sejahtera. Menyediakan sumber daya manusia untuk pembangunan negara, memberikan kesempatan pendidikan kepada seluruh warga Malaysia Kementerian Pendidikan Malaysia, 2017. Oleh karena itu, berbagai tingkatan dan fungsi Kementerian Pendidikan bertanggung jawab untuk mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan Kementerian. Pendidikan. 3 Rencana Pembangunan Pendidikan Malaysia (PPPM) 2013-2025 juga mengidentifikasi 11 perubahan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan. Setiap perubahan harus berdampak pada setidaknya satu dari lima hasil sistem, yaitu akses, kualitas, kesetaraan, koordinasi dan efisiensi. Kualitas menjadi fokus utama dalam seluruh shift karena kualitas merupakan parameter penting yang perlu segera mendapat perhatian. Selain itu, peran Pendidikan 4.0 di mana berbagai teknologi seperti Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Artificial Intelligence, Augmented Reality dan teknologi lainnya akan digunakan dalam proses PdPc. KPM juga telah memulai Kelas Masa Depan atau Kelas Cerdas di sekolah-sekolah untuk mendukung Revolusi Industri 4.0 melalui Pendidikan 4.0. Namun, ini adalah saat yang tepat untuk melihat persiapan kita menghadapi masa depan pendidikan ketika pandemi Covid-19 muncul. Kajian yang dilakukan KPM menunjukkan sekitar 30 persen siswa belum sepenuhnya siap menghadapi PdPc online yang diberikan guru. Ketika ujian pokok seperti Ujian Asesmen Sekolah Dasar (UPSR) dan Asesmen Formulir 3 (PT3) ditiadakan pada tahun 2020, langkah ini sangat tepat. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk menghindari ketergantungan pada ujian dan justru fokus pada tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. Permasalahan dan Permasalahan Dalam Sistem Pendidikan 1. Penyempurnaan Kurikulum dan Ko-Kurikuler Permasalahan lain yang muncul adalah terkait dengan penyelesaian kegiatan kurikuler dan kokurikuler yang sangat penting bagi perkembangan peserta didik dan peserta didik. Hal ini penting karena dampaknya, baik positif maupun negatif, terhadap masyarakat dalam membentuk identitas diri dan kedisiplinan. Jika kurikulum dan ko-kurikulumnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka tentu tidak akan timbul permasalahan. Namun ada reaksi negatif dalam hubungan masyarakat karena kelemahan dalam kurikulum dan penyampaian ko-kurikuler. Misalnya, orang tua Tionghoa dan India tidak mau menyekolahkan anaknya ke sekolah nasional karena bahasa ibu Tionghoa dan Tamil tidak dijadikan mata pelajaran wajib di sekolah nasional. Bagi mereka bahasa ibu merupakan identitas yang patut dilestarikan. Makrez Mahathir (2008) berteori bahwa Utusan Online http://www.utusan.com. my, pernyataan pada 2/12/ bahwa sistem pendidikan tunggal harus diciptakan untuk siswa Tiongkok dan India dengan bahasa Mandarin dan Tamil sebagai mata pelajaran wajib. 2008. Siswa Melayu dapat mengambil bahasa Mandarin dan Tamil sebagai salah satu mata pelajaran pilihan. Secara tidak langsung masyarakat Malaysia akan mampu menguasai bahasa Mandarin dan Tamil yang pada akhirnya akan menjembatani kesenjangan pendidikan antar generasi. Masyarakat perlu memahami bahwa tujuan pembuatan kebijakan dan sistem pendidikan adalah berdasarkan kebutuhan. Membangun Malaysia menjadi negara multiras, beragama dan demokratis untuk memajukan Malaysia. KBSR (Kurikulum Sekolah Dasar Baru) dan KBSM (Kurikulum Sekolah Menengah Terpadu) merupakan kurikulum yang diperkenalkan untuk lebih meningkatkan pendidikan dan keterlibatan masyarakat, namun efektivitasnya dalam menyatukan masyarakat multietnis masih perlu ditingkatkan. 2. Menjadikan Visi 2020 Menjadi Kenyataan Visi 2020 Mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr. Mahathir Mohamad pada 28 Februari 1991 menjadikan Malaysia sebagai negara industri dan maju pada tahun 2020. Reformasi di bidang pendidikan merupakan langkah nyata menuju Visi 2020. Tujuan yang ingin dicapai dalam implementasi Visi 2020 adalah integrasi nasional dimana sektor pendidikan menjadi garda terdepan. Dalam bidang pendidikan, sistem sekolah unggulan merupakan cara yang digunakan untuk menjamin persatuan di kalangan masyarakat. Tema persatuan banyak mendapat penekanan dalam sistem sekolah karena hanya melalui persatuan target pencapaian Visi 2020 dapat tercapai. Mulai sekarang (2010), Malaysia hanya punya waktu 10 tahun untuk menjadi negara maju. Namun melihat situasi masyarakat dan negara saat ini, ada pertanyaan mengenai kesiapan menghadapinya. Misalnya, hubungan masyarakat di Malaysia masih perlu diperkuat karena masih ada tanda-tanda kelemahan dalam hubungan masyarakat. Sistem sekolah harus menjadi sarana persuasif untuk melibatkan masyarakat melalui kesempatan pendidikan. Namun masih terdapat kendala dalam penentuan sistem sekolah karena ada kelompok yang ingin mempertahankan sistem sekolah yang ada, ada pula yang ingin melakukan perubahan. Rangkuman permasalahan sistem pendidikan yang bertujuan integrasi nasional adalah hak bumiputra dan non-bumiputra, pencapaian pendidikan orang melayu dan non-melayu melalui kesempatan kerja dan pendapatan, perbedaan masalah melayu. dan putus sekolahnya siswa non-Melayu, ketegangan hubungan antara siswa Melayu dan non-Melayu, kurangnya interaksi sosial antara siswa Melayu dan non-Melayu, terutama setelah jam sekolah; Dan yang terakhir adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang budaya, praktik, dan adat istiadat kasta. 3. Oleh Menteri Pendidikan Malaysia (KPM) pada tanggal 15 April 2020 Sistem pendidikan pasca-Covid-19 telah memaksa kita untuk memikirkan standar baru dalam pengajaran oleh guru dan standar baru dalam pembelajaran oleh siswa. Dahulu istilah yang populer adalah Pembelajaran dan Fasilitasi (PdPc) oleh guru untuk siswa, dimana peran guru adalah sebagai fasilitator pembelajaran siswa baik di dalam maupun di luar kelas. Dengan hampir 500.000 guru dan 400.000 siswa di Malaysia, Google Classroom adalah platform pendidikan online paling aktif kedua bagi guru di Malaysia. Selamat kepada seluruh guru Malaysia yang selalu dipuji sebagai pahlawan oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM). Peran Pendidikan 4.0 termasuk penggunaan berbagai teknologi seperti Big Data Analytics, Artificial Intelligence, Augmented Reality dan teknologi lainnya disebutkan dalam proses PdPc. KPM juga telah memulai Kelas Masa Depan atau Kelas Cerdas di sekolah-sekolah untuk mendukung Revolusi Industri 4.0 melalui Pendidikan 4.0. Namun, ini adalah saat yang tepat untuk melihat persiapan kita menghadapi masa depan pendidikan ketika pandemi Covid-19 muncul. Kajian yang dilakukan KPM menunjukkan sekitar 30 persen siswa belum sepenuhnya siap menghadapi PdPc online yang diberikan guru. Ketika ujian besar seperti Tes Penilaian Sekolah Dasar (UPSR) dan Penilaian Formulir 3 (PT3) ditiadakan pada tahun 2020, langkah ini sangat tepat. Hal ini sejalan dengan tujuan untuk menghindari ketergantungan pada ujian dan justru fokus pada tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik. TANTANGAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN (1) KESIAPAN SISWA BELAJAR Kesiapan peserta didik merupakan hal yang paling penting untuk diperhatikan karena merupakan pokok bahasan ilmu pendidikan. Meskipun guru tertarik untuk mengembangkan materi PdPc yang beragam, hasil pembelajaran atau standar pembelajaran tidak dapat sepenuhnya dikomunikasikan kepada semua siswa tanpa partisipasi siswa. Hal ini akan menciptakan kesenjangan akses yang sama terhadap pendidikan bagi sebagian siswa yang tidak memiliki akses terhadap teknologi. 4 Apa yang dapat dilakukan guru untuk memastikan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 adalah melengkapi materi yang sudah ada seperti buku pelajaran, buku latihan, dan buku kerja dengan materi yang dibagikan di Internet dan dengan bantuan orang tua siswa. Gunakan dengan nilai. Metode penilaian dapat dilakukan secara bersamaan atau bersamaan dengan berbagai cara seperti video oleh siswa, materi bukti yang dibuat oleh siswa, kurikulum dan dokumen standar penilaian (DSKP) yang ditinjau oleh orang tua untuk menilai kinerja. Untuk menjamin tercapainya hasil belajar berdasarkan hal tersebut. Standar (2) Persiapan guru Ketika siswa sudah siap, guru dapat dengan mudah menerapkan PdPc sesuai dengan tingkat persiapan siswa. Ketika guru sudah paham tentang teknologi, pedagogi, konten, dan pengetahuan yang ingin mereka sampaikan atau gunakan untuk mengajar, lakukan penilaian terhadap siswa berdasarkan DSKP untuk memastikan mereka paham tentang pengetahuan atau prestasi apa yang ingin mereka capai. Guru dapat menggunakan berbagai platform teknologi streaming video, panggilan video, pesan atau audio ke PdPc secara bersamaan, atau menggunakan layanan pesan telepon biasa untuk memberi tahu siswa apa yang ingin mereka capai. Setiap kegiatan hendaknya mempunyai tujuan dan hasil pembelajaran yang jelas, bukan sekedar memberikan tugas tanpa tujuan yang jelas. Memang benar setiap tugas memberikan masukan kepada siswa, namun siswa akan lebih senang belajar jika sudah jelas ingin melakukan apa atau apa tujuan belajarnya. (3) Peran orang tua Dalam hal pendidikan, guru dapat mengontrol 90 persen proses pendidikan formal, namun peran orang tua dalam memantau tugas anak sangat penting di masa COVID-19 ini. Teguran orang tua dan pengawasan orang tua yang konsisten dapat sangat membantu dalam memastikan bahwa tugas yang diberikan guru dilakukan dengan benar. Oleh karena itu, untuk memastikan prinsip-prinsip baru atau metode-metode baru PDPC dapat diadopsi pada masa pandemi Covid-19 ini, diperlukan upaya siswa, guru, dan orang tua untuk memastikan anak-anak tidak ketinggalan dalam belajar. Tujuan pendidikan bukan hanya untuk menilai atau memberi label pada siswa berdasarkan nilai atau tingkatan, namun tujuan yang lebih besar adalah untuk membekali anak-anak bangsa dengan ilmu pengetahuan sebagaimana Islam mewajibkan masyarakatnya untuk memperoleh ilmu pengetahuan sepanjang hidup mereka. Kesimpulan Terakhir, di era globalisasi ini

Baca Juga:  Mnctv Live Streaming Bola Hari Ini

Isu isu terkini tentang ekonomi, isu pendidikan terkini di indonesia, isu nasional terkini, isu isu pendidikan terkini tentang pendidikan di nasional dan internasional, isu internasional terkini, isu terbaru tentang pendidikan, isu terkini tentang pendidikan, isu pendidikan terkini, isu pendidikan di indonesia, isu terkini tentang pendidikan di indonesia, isu isu tentang pendidikan, isu dunia pendidikan terkini

Tinggalkan Balasan