Kabar Politik Indonesia Hari Ini

By | Desember 19, 2023
|

Kabar Politik Indonesia Hari Ini – Ketua Umum PP Muhammadiya Prof. Dr. KH Haider Nashir, M.Si. (ketiga dari kiri), Ganjar Pranovo, S.H, M.I.P (kedua dari kiri) dan Prof. Dr. Senin. Mahfud M.D., S.H., S.U., M.I.P. (keempat dari kiri), Moderator Prof. Dr. Abdul Muti, M.Ed (kiri) dan panelis KH A Azhar Basir, M.A., pada Kamis (23/11/23) Membuka Dialog Publik Muhammadiyah dengan Capres dan Cawapres di Auditorium Gedung Sendikya Universitas Muhammadiyah Jakarta ).

Ketua Umum PP Muhammadiya Prof. Dr. MSI KH Haider Nashir mengatakan, dialog publik Muhammadiyah merupakan bagian dari upaya negara mewujudkan kehidupan yang cerdas. Muhammadiyah membuka ruang diskusi bagi tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk memberikan pemikiran guna membawa Indonesia maju. Hal itu terungkap dalam dialog publik antara Ganjar Pranovo, S.H., M.I.P dan Profesor Jodi. Dr. Senin. Mahfud MD. S.H., S.U., M.I.P. bertempat di Auditorium KH. DI DALAM. Azhar Baseer, M.A. Gedung Sendikiya Universitas Muhammadiyah Jakarta (), Kamis (23/11/23).

Kabar Politik Indonesia Hari Ini

Kabar Politik Indonesia Hari Ini

Menurut Haider, diskusi publik ini merupakan sarana literasi politik di kalangan warga Muhammadiyah, “Kami sejatinya memilih untuk kemaslahatan bangsa. Sekali lagi kami ingin mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Haider.

Asosiasi Ramal Asuransi Syariah Di Indonesia Tumbuh Single Digit Pada Awal 2024

Haider menegaskan, pembahasan tersebut sejalan dengan amanat Kongres bahwa suksesi kepemimpinan merupakan persoalan yang harus diatasi dengan berpegang teguh pada nilai-nilai etika. “Ini merupakan keputusan PP Muhammadiyah yang membuka ruang diskusi dan pemahaman agar masyarakat dapat memilih secara bijak dan bertanggung jawab,” kata Haider.

Haider juga berharap masyarakat luas memahami peta nasional saat ini dan di masa depan. Menurutnya, masyarakat harus mengetahui cara pandang dan pemikiran yang akan dibawa oleh calon presiden dan wakil presiden untuk memimpin Indonesia di masa depan.

“Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan dalam banyak aspek, namun falsafah dan prinsip dasar NKRI yang dibangun oleh para pendiri bangsa telah mengalami pengikisan, distorsi dan penyimpangan. Mudah-mudahan calon-calon ini tidak memihak,” tegas Haider. menjunjung tinggi amanat rakyat dan amanat konstitusi.”

Dialog publik merupakan kesempatan bagi para pemimpin nasional masa depan untuk mengemukakan gagasan dan menjawab tantangan multidimensi, termasuk permasalahan kemiskinan struktural, degradasi ekologi, kesehatan, hak asasi manusia serta penguatan riset dan teknologi berdasarkan paradigma berkelanjutan dan tepat.

Kompas (surat Kabar)

Ganjar Pranovo dalam pemaparannya menyampaikan bahwa visi dan misinya sejalan dengan semangat Muhammadiyah yaitu di bidang pendidikan dan kesehatan. Bagi mereka, Muhammadiyah telah memberikan kontribusi besar yang berdampak bagi masyarakat.

“Muhammadiya memulai tradisi ini. Hari ini adalah hari yang sangat penting bagi negara ini karena pendidikan dan kesehatan akan menandai lompatan besar bagi bangsa Indonesia,” kata Ganzer.

Baca Juga:  Live Streaming Persib Vs Pss Sleman

Pasangan nomor tiga mendapat kesempatan untuk menjelaskan visi dan misinya. Tak hanya itu, ia juga menjawab banyak pertanyaan dari para panelis terkait masalah ekonomi, kesejahteraan sosial, agama, perempuan, HAM, politik, demokrasi, hukum dan kesehatan.

Kabar Politik Indonesia Hari Ini

Panelis pada Dialog Publik Muhammadiyah untuk Calon Presiden Nomor Urut 3 antara lain Prof. Dr. Mamun Murod, M.SI (Rektor), Prof. Dr. Ibnu Sina Candranegara SH.MH (Guru Besar Hukum Tata Negara) Prof. Alimatul Kitayah, Ph.D., (Komisaris Komnas Perempuan), Alpa Amirrachman, Ph.D. (Wakil ketua Dewan Pendidikan Dasar PNF), dan Dr. Mukhtar Pakkana, SE., MM (Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmed Dahlan).

Berita Partai Politik Hari Ini

Pembicaraan diakhiri dengan penetapan calon presiden dan wakil presiden, Ganjar Pranovo dan Mahfud MD, sebagai anggota kehormatan Muhammadiyah. Ratusan mahasiswa dari kelompok masyarakat, organisasi otonom, mahasiswa dan masyarakat umum turut serta dalam dialog publik tersebut. Senin (07/11) peserta diskusi politik pemerintahan periode kedua Jokowi: Dari koalisi partai politik menjadi elite politik oligarki.

Sejak berakhirnya Pilpres 2019, Presiden Joko Widodo membentuk kabinet baru, termasuk mengalahkan calon presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Kehadiran Prabowo memunculkan koalisi elite politik yang saling melengkapi dengan koalisi partai politik. Dan hadirnya koalisi khusus ini menandakan munculnya oligarki politik dalam politik Indonesia.

(Pemerintahan Kedua Jokowi: Dari Koalisi Partai Politik Menjadi Oligarki Elit Politik), yang diselenggarakan secara virtual oleh Asosiasi Program Studi Ilmu Politik (APSIPOL) pada Senin (7/11).

Dr Asep Setiawan MA, Ketua Program Studi Magister Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, memaparkan hasil studinya yang diikuti lebih dari 60 pakar politik dan mahasiswa ilmu politik. Hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut Presiden APSIPOL Iding Rosidin dan akademisi ilmu politik seperti Prof. dari Universitas Brawijaya. Hadir pula Darsono, PhD Warjio dari Universitas Sumatera Utara dan mantan Rektor Apsipol yang juga dosen Universitas Jenderal Sudirman Luthfi Makhasin. Penelitian Asep Setiawan dilakukan bersama Dr. Usni, Dr. Lucy Andriani dan Ali Noer Zaman dari Fakultas Ilmu Politik dan Program Studi Magister Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Berita Dan Informasi Ipk Anjlok Terkini Dan Terbaru Hari Ini

Dalam pemaparannya, Dr Asep Setiawan menjelaskan, sejak pemilihan presiden langsung dilaksanakan pada tahun 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengikutsertakan seluruh partai politik pengusung dalam pemilihan presiden. Pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I, semua partai kecuali Megawati pimpinan PDI Perjuangan, seperti PKS, PAN, PKB, diberi kursi. Begitu pula pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang muncul pada tahun 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhono juga menyertakan seluruh partai pendukung dalam pemerintahannya.

Baca Juga:  Live Sepak Bola Piala Eropa

Ketika Presiden Joko Widodo memenangkan Pilpres 2014 melawan Prabowo Subianto, ia menyertakan seluruh partai pendukungnya kecuali Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera.

Namun, saat membentuk kabinet pada 2019, Presiden Joko Widodo memasukkan calon yang kalah dalam Pilpres, Prabowo Subianto. Kehadiran Prabowo di kabinet Presiden Joko Widodo memunculkan berbagai pandangan, termasuk koalisi partai politik yang sudah tidak lagi menjadi fokus pemerintahannya. Di sinilah muncul koalisi elite politik yang terdiri dari Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, dan Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, termasuk Suekarnoputri.

Kabar Politik Indonesia Hari Ini

Aliansi tiga elit politik ini memunculkan anggapan bahwa telah muncul oligarki elit politik di Indonesia dimana politik dikendalikan oleh tokoh-tokoh politik yang membentuk koalisi. Aliansi partai politik bukan lagi satu-satunya landasan untuk meraih kekuasaan. Oligarki berarti kekuasaan hanya dikuasai oleh sekelompok kecil kelas elit.

Situasi Politik Dan Demokrasi Indonesia Dalam Ancaman Pelemahan Supremasi Hukum — Sth Indonesia Jentera

Dalam webinar tersebut muncul beberapa pendapat, termasuk penegasan bahwa koalisi elit politik tidak lebih dari oligarki politik, seperti yang disampaikan Profesor Darsonow. Bahkan Luthfi Makhasin, akademisi lainnya, mengatakan meski fenomena ini bisa disebut kooptasi politik, namun tidak cukup hanya disebut aliansi. Dr Warjio, pakar politik Universitas Sumatera Utara, mengatakan adanya koalisi partai politik dalam politik Indonesia disebabkan oleh cairnya ideologi partai di Indonesia. Demikian pula, partai-partai oposisi tidak lagi berdiri sendiri di luar pemerintahan. Saat ini, hampir semua partai tergabung dalam koalisi pemerintahan. (AS/FISIP) Dosen Bivitri Susanti menjadi salah satu pembicara pada webinar bertajuk “Politics in Action 2023” yang diselenggarakan oleh Sydney South East Asia Centre, University of Sydney, Australia pada Selasa (2/5/2023). . Politics in Action Forum merupakan agenda tahunan yang mencakup analisis dan diskusi peristiwa politik di enam negara Asia Tenggara, yaitu Singapura, Kamboja, Indonesia, Thailand, Timor Leste, dan Filipina.

Dalam kesempatan tersebut, Biwitri berbicara mengenai situasi politik terkini di Indonesia yang terangkum dalam dua topik besar, yakni melemahnya supremasi hukum dan peristiwa politik jelang pemilu 2024. Bivitri kemudian memaparkan kondisi-kondisi yang melemahkan supremasi hukum di Indonesia. enam. Preseden yang mengkhawatirkan, yaitu penggunaan instrumen hukum untuk membatasi kebebasan berekspresi, penyusunan undang-undang yang tidak demokratis, pembahasan isi KUHP baru, ancaman terhadap independensi penegakan hukum, kasus korupsi yang merajalela, dan impunitas yang terus berlanjut.

Kasus kriminalisasi aktivis HAM Haris Azhar dan Fatiya Moulidanti menjadi contoh penyalahgunaan instrumen negara untuk menekan kebebasan berekspresi. Seperti diketahui, Haris dan Fatiya menjadi tersangka karena dianggap melanggar Pasal 27 ayat 3 UU ITE saat membahas hasil penelitian Koalisi Masyarakat Sipil terkait dimensi ekonomi dan politik pengerahan kekuatan militer. . Blok Wabu, Intan Jaya, Papua, yang diduga melibatkan berbagai pejabat pemerintah dan militer. Bivitri menilai fenomena ini berbahaya bagi sikap kritis masyarakat, karena seseorang bisa dengan mudah ditindas, ditangkap, diadili di pengadilan, dan itu semua diproses dengan aparat negara. .

Baca Juga:  Berita Sumatera Barat Hari Ini

Selain menekan pandangan kritis, kurangnya partisipasi dalam penyusunan undang-undang juga menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat banyak undang-undang yang dibahas dengan cepat dan keputusan diambil, namun hanya ada sedikit partisipasi dari masyarakat yang terkena dampak. Bivitri mencontohkan salah satunya saat pembahasan undang-undang terkait pemindahan ibu kota negara yang dibahas dan disahkan hanya dalam waktu 43 hari. Dalam kurun waktu yang singkat ini, sungguh tidak memberikan ruang yang cukup untuk mendengarkan aspirasi masyarakat, khususnya masyarakat adat, yang telah hidup puluhan bahkan ratusan tahun dan bertanggung jawab terhadap masa depan bangsa. dipengaruhi oleh pembangunan di lokasi. ibu Kota.

Peran Presiden Di Era Pemilihan Langsung Dalam Mengikis Politik Diametral

Banyak preseden tersebut tentu menjadi komentar negatif terhadap arah politik, hukum, dan demokrasi di Indonesia, khususnya pada kontestasi dan suksesi kepemimpinan pada tahun 2024. Bivitri juga mengatakan, festival tersebut masih dibayangi oleh berbagai permasalahan seperti penundaan. Pemilihan umum dan netralitas lembaga dan pejabat publik. Biwitri kemudian menjelaskan, pemilu 2024 diwarnai ketidakpastian akibat pembahasan perubahan konstitusi yang memungkinkan penambahan masa jabatan presiden atau penundaan pemilu. Dalam diskusi tersebut banyak terjadi suka duka yang kemudian memunculkan tanda tanya besar apakah pemilu akan terlaksana sesuai jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

Terlebih lagi, pemilu harus kembali dibayangi oleh isu imparsialitas lembaga dan pejabat publik. Biwitri mencatat potensi Presiden Joko Widodo berpotensi menjadi “king-maker” dalam suksesi kepemimpinan terlihat dalam pertemuan pimpinan partai koalisi di Istana Negara. Menurut Biwitri, dalam peristiwa tersebut, Presiden Joko Widodo cenderung mempengaruhi hasil pemilu presiden karena berkaitan dengan kelangsungan dan keberlanjutan banyak proyek pembangunan yang belum selesai pada masa kepemimpinannya.

Berita politik hari ini indonesia, kabar politik indonesia terbaru, kabar politik hari ini, kabar politik terbaru hari ini, politik indonesia hari ini, kabar hari ini indonesia, situasi politik indonesia hari ini, kabar politik indonesia, kabar terkini politik indonesia, politik hari ini di indonesia, kabar berita politik hari ini, kabar terbaru politik di indonesia

Tinggalkan Balasan