Kompas Com Politik Hari Ini

By | Januari 14, 2024
|

Kompas Com Politik Hari Ini – JABODETABEK BANTEN JAWA BARAT JAWA TENGAH & DIY JAWA TIMUR KALIMANTAN SULAWESI SUMATERA BALI NUSA TENGGARA PAPUA MALUKU BERITA DAERAH

Dugaan skandal politik mencuat setelah calon presiden Prabowo Subianto memilih putra sulung Jokowi Widodo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres pada pemilu presiden tahun depan.

Kompas Com Politik Hari Ini

Kompas Com Politik Hari Ini

Jalan singkat Gibran menuju kemajuan terjadi tak lama setelah Mahkamah Konstitusi mengabulkan beberapa kasus yang melibatkan pejabat negara yang bisa menjadi calon presiden atau wakil presiden meski berusia di bawah 40 tahun.

Berita Harian Partai Kaesang Terbaru Hari Ini

Sobat TV jangan lupa like, comment dan subscribe channel YouTube TV, aktifkan juga lonceng notifikasinya agar tidak ketinggalan update nomor-nomor terbaru di Indonesia.

Jangan lewatkan live TV streaming 24 jam di https:///live. Agar tidak ketinggalan berita dan live report terkini dan terlengkap dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel YouTube TV. Aktifkan juga loncengnya untuk menerima notifikasi video baru dari TV anda.

VOD Gibran Ikut Sejarah E-Sport Mobile, Prabowo Juga Singgung Nilai-Nilai 11 Menhan yang Diberikan Anies 14 Januari 2024 Pukul 15.55 WIB

VOD Anies Temui Petani dan Relawan di Lampung, Muhaimin Kunjungi Pesantren Pasuruan 14 Januari 2024 Pukul 15.49 WIB

Kumpulkan Ketum Parpol, Jokowi Bikin

DUNIA TOLAK DOA KEMENANGAN RUSIA ATAS UKRAINA, PENDETA KRISTEN RUSIA TERANCAM IMPLEMENTASI 14 Januari 2024, 15.44 WIB

Jawa Timur Beberapa Perjalanan Kereta Api yang Terdampak Bencana Kereta Api Pandalungan di Sidoarjo, Ini Daftarnya Per 14 Januari 2024 Pukul 15.22 WIB

ISRAEL DUNIA JATUH, Menteri Pertahanan Yoav Gallant Keluar dari Rapat Kabinet Perang Karena Marah 14 Januari 2024, 15.14 WIB

Kompas Com Politik Hari Ini

Sepak Bola Jelang Indonesia-Irak di Piala Asia, Asnawi Mangkualam sudah pulih dari cedera 14 Januari 2024, 15:10 WIB

Preferensi Politik Gen Z Makin Terbaca

Kecelakaan KAI Daop 8 mengirimkan tim bantuan dari Malang ke Solo untuk mengevakuasi KA Pandalungan yang anjlok 14 Januari 2024, 15.08 WIB

Data Anda akan digunakan untuk memverifikasi akun Anda ketika Anda memerlukan bantuan atau ketika kami melihat aktivitas yang tidak biasa di akun Anda. Afiliasi partai politik cenderung menarik perhatian pemilih. Gejalanya adalah adanya kesamaan pilihan calon presiden antara pilihan persatuan dan pilihan pemilih partai koalisi.

Gabungan partai politik untuk memilih calon presiden dan wakil presiden berpotensi menjadi pendulum politik yang menentukan kemana arah perolehan suara pemilih partai. Potensi reorganisasi koalisi yang tengah dijajaki sejumlah partai politik cenderung mendapat perhatian calon pemilih.

Baca Juga:  Berita Kebumen Terbaru Hari Ini

Setidaknya ada tiga kondisi yang mendukung mengapa koalisi partai saat ini berpeluang memberikan insentif elektoral kepada partai politik. Sebenarnya tidak semua parpol bisa mendapatkan ketiganya karena semua tergantung persiapan partai dan langkah-langkah yang dilakukan dalam mempersiapkan proses pemilu.

Adu Siasat Partai Politik, Dari Isu Populis Hingga ”big Data” Pemilih

Ketiga situasi tersebut adalah yang pertama, ketika partai politik mampu membangun dan menguasai daerah pemilihan tertentu. Kedua, kondisi dimana partai politik mampu mempertahankan non-convertible voter (pemilih kuat) sekaligus meningkatkan dukungannya guna memperoleh suara dari undecided voter. Poin ketiga adalah situasi dimana suatu partai politik mempunyai calon presiden yang akan didukungnya.

Syarat pertama adalah bagaimana partai berhasil menguasai daerah pemilihan tertentu. Dari survei berkala periode Mei 2023, diketahui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) merupakan dua orang yang tak hanya menduduki peringkat teratas. peringkat elektabilitas, tapi. mereka juga merupakan dua kelompok yang saling bersaing untuk menguasai wilayah.

Hasil survei mencatat PDI-P menguasai daerah pemilihan di Jawa, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Dari total pemilih wilayah Jawa yang diwawancarai, sebanyak 26,4% memilih kelompok berlambang kepala banteng dan moncong berwarna putih.

Kompas Com Politik Hari Ini

Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan nominasi parpol lain. Di urutan kedua setelah PDI-P ada kelompok Gerindra dengan perolehan 15,9%. Sisanya dibagi ke partai politik lain dengan porsi kurang dari 10%.

Survei Terbaru Litbang Kompas: Gerindra ‘gusur’ Pdip Dari Puncak Elektabilitas Parpol

Hal serupa juga dialami PDI-P di wilayah Bali-Nusa Tenggara dengan penguasaan pemilu mencapai 43,9%. Sedangkan di wilayah Maluku-Papua, kelompok ini meraih perolehan elektoral sebesar 30,4%. Di dua daerah tersebut Gerindra juga menduduki peringkat kedua dengan perolehan suara masing-masing sebesar 12,1% di Bali-Nusa Tenggara dan 19,6% di Maluku-Papua.

Sebaliknya di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, Gerindra menjadi jagoan dalam mengontrol dukungan pemilih. Sementara di posisi berikutnya, selain PDI Perjuangan, muncul Partai Nasdem dan Partai Golkar yang keduanya masuk dalam kategori partai yang meraih perolehan suara di atas 10%.

Calon presiden Ganjar Pranowo saat mengikuti acara konsolidasi pemenang pemilu 2024 yang diselenggarakan DPD PDI-P Sumsel, di GOR Dempo, Palembang, Sabtu (20/5/2023).

Di Sumatera, Gerindra 24,8%, PDI-P 15,1%, dan Nasdem 10,5%. Kemudian di Kalimantan Gerindra mendapat 18,2%, disusul Golkar (15,6%) dan PDI-P (13,0%). Seperti di Kalimantan, di Sulawesi pun komposisinya sama, Gerindra menduduki peringkat pertama, disusul Golkar dan PDI-P.

Baca Juga:  Skor Akhir Persib Hari Ini

Infografik: Korupsi Oleh Aktor Politik Dalam Angka

Jika mengacu pada data tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa posisi utama terkait penyelenggaraan pemilu masih didominasi oleh PDI-P dan Gerindra. Keduanya menjadi partai politik yang kuat dan menguasai sistem pemilu di banyak daerah. Penguasaan lokal ini akan diperhitungkan untuk membangun koalisi antar partai politik.

Situasi kedua adalah bagaimana partai politik dapat menjaga pemilih setianya, yaitu pemilih yang terpilih dalam partai politik tersebut dan tidak akan mengubah pilihannya hingga pemilu berikutnya. Mereka adalah pemilih kuat yang menjadi modal sosial partai untuk mempertahankan daya tawarnya ketika membangun koalisi dengan partai politik lain.

Hasil survei litbang menunjukkan hampir semua partai politik berpotensi memiliki pemilih radikal. Jika melihat partai politik yang ada di parlemen saat ini, lagi-lagi PDI-P dan Gerindra tercatat memiliki persentase hard voter (pemilih kuat) tertinggi.

Kompas Com Politik Hari Ini

Meski jumlah pemilih garis keras turun menjadi 56,2% pada pemilu Mei 2023, namun pemilih setia PDI Perjuangan masih banyak dibandingkan partai politik lainnya.

Kompas 26 September 2023

Hal serupa juga terjadi di Gerindra, dimana pada pemilu Mei 2023 jumlah hard voter sebesar 49%, meningkat tipis dibandingkan pemilu Januari 2023. Selain Gerindra, peningkatan jumlah hard voter juga dialami oleh Gerindra. . . Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Demokrat.

Naik turunnya jumlah pemilih setia juga berdampak pada naik turunnya pemilih yang belum menentukan pilihan (swing voter). Kelompok pemilih yang belum menentukan pilihan atau pemilih yang kemungkinan besar akan berubah pilihannya kemudian menjadi pasar kompetitif bagi semua partai politik untuk memenangkan pemilu. Ciri-ciri pemilih mengambang cenderung tidak stabil. Mereka cenderung lebih rasional dan penuh perhitungan dalam menentukan pilihan.

Wajar saja, untuk menarik perhatian undecided vote, partai politik harus terus melakukan kerja elektoral yang harus dimulai dari peningkatan kesadaran masyarakat. Survei R&S menemukan bahwa partai politik saat ini masih berjuang untuk meningkatkan popularitasnya di mata pemilih.

Hal ini penting untuk mendatangkan persetujuan atau penerimaan masyarakat terhadap partai politik, yang menjadi pintu masuk bagi partai untuk memperoleh keuntungan elektoral. Aspek menjaga sejauh mana partai politik mempunyai pemilih tetap dan mengepakkan sayap pemilih mengambang pada akhirnya turut berkontribusi terhadap daya tawar partai untuk membangun koalisi.

Partai Politik Baik, Demokrasi Baik

Situasi ketiga adalah bagaimana partai politik berhasil mengumpulkan sumbangan kampanye dari calon presiden yang mereka dukung. Hasil riset penelitian dan pengembangan menunjukkan bahwa upaya penjajakan koalisi partai politik, meski masih tergolong baru, cenderung mendapat perhatian pemilih. Artinya, dukungan partai politik atau kelompok partai politik terhadap sosok calon presiden tidak mempunyai kekuatan untuk menarik perhatian pemilihnya.

Baca Juga:  Harga Sabun Dettol Cair Di Indomaret

Hasil kajian penelitian dan pengembangan menggali potensi Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang dibentuk oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Mayoritas (31%) responden yang memilih ketiga partai tersebut cenderung mengarahkan dukungannya kepada Anies Baswedan, calon presiden yang akan diusung koalisi tersebut.

Hal serupa juga dialami Gerindra yang berkali-kali menjalin komunikasi kuat dengan PKB dengan lahirnya Koalisi Kebangkitan Besar Indonesia (KKIR). Dari pemilih kedua partai tersebut yang diwawancarai, mayoritas yakni 49,1% memberikan dukungannya kepada Prabowo Subianto, sosok yang menjadi calon presiden koalisi ini.

Kompas Com Politik Hari Ini

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar saat ditemui di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Politisi Muda Warnai Panggung Politik Dunia

Begitu pula dengan PDI-P yang selama ini belum beraliansi dengan parpol lain, lebih dari separuh pemilihnya (52,3%) mengalihkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo, calon presiden dari PDI-P.

Sementara itu, jumlah pemilih yang disurvei dari Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan PPP yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) cenderung melebarkan pilihannya. Ketidakpastian calon presiden juga berdampak pada sebaran pilihan.

Hal ini juga menegaskan adanya hubungan yang kuat antara langkah politik partai politik dalam membentuk organisasi partai dengan perhatian pemilihnya. Meski peta partai politik masih bersifat dinamis dan mempunyai kekuatan untuk berubah, namun partai politik akan menjadi pendulum politik yang akan ditarik arah dan struktur kekuasaan politiknya, bahkan sebelum pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden. kandidat pertengahan Oktober 2023. (R&D)

Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian dan Pengembangan Persatuan Partai Politik Pencalonan Partai Politik Tahun 2024 Analisis Penelitian dan Pengembangan Yohan Wahyu Fenomena Nyata Calon Pemimpin Nasional 2024 Penelitian Kepemimpinan Nasional Kampanye Pemilu Nasional 2024 Penelitian Partai Politik

Jajak Pendapat Litbang ”kompas”: Partai Politik Kurang Diminati

Berita politik hukum nasional terbaru hari ini kompas com, berita politik hari ini kompas tv, kompas news politik hari ini, berita politik terbaru hari ini kompas, kompas news com hari ini, kompas news politik indonesia hari ini, kompas com berita politik, kompas com hari ini, berita politik hari ini kompas, kompas com politik, politik hari ini kompas, berita politik hari ini kompas tv live

Tinggalkan Balasan