Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

By | Februari 16, 2024
|

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015 – Fakta itu terungkap sesuai Peraturan Gubernur Kalmantan Nomor 1. 15 Oktober 2010. Di Kalimantan Tengah, untuk membakar hutan maksimal satu hektar, masyarakat hanya memerlukan izin ketua RT. Demikian laporan detikcom. Sedangkan reklamasi dengan membakar hutan seluas satu atau dua hektare harus mendapat persetujuan dari desa atau kepala desa.

Pemprov Kalteng juga dikabarkan membolehkan masyarakat melakukan pembakaran hutan secara tertib untuk membuka lahan. Pasca bencana kebakaran hutan yang menimbulkan asap, peraturan Gubernur tentang izin pembakaran hutan akan ditinjau ulang. “Peraturan Gubernur Nomor 15 Tahun 2010 tentang izin pembakaran lahan saat ini sudah terkendali. Saya sedang dalam proses mengkajinya,” kata Plt Gubernur Kalimantan Hadi Prabowo saat dihubungi detikcom, Senin, Jumat (23 Oktober).

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

Sementara itu, semakin banyak pertanyaan yang muncul mengenai mengapa sulit untuk memadamkan api meskipun ada bantuan dari negara lain. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menegaskan api sulit dipadamkan karena titik api berada di kedalaman 3 hingga 5 meter di bawah tanah baik di Kalimantan maupun Sumatera. Ini ciri-ciri tanah gambut jika terbakar. Penjelasannya juga bisa Anda lihat pada video YouTube berikut ini.

Mengapa Tanah Kami?”: Ekspansi Perkebunan Kelapa Sawit Di Indonesia Membahayakan Lahan Gambut Dan Penghidupan Masyarakat

“Saat dimatikan di bagian atas sudah mati, namun ternyata di bawahnya ada rongga berisi tuas-tuas yang terbakar,” jelas Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan di kompleks Istana Kepresidenan (Selasa, 6 Oktober) lebih suka. ). Siti Nurbaya Bakar menambahkan, kondisi asap masih terus terjadi meski api sudah padam.

Asap tersebut kini telah menyebar hingga ke Thailand yang seringkali sulit dijangkau untuk merokok akibat kebakaran hutan di Indonesia. Di Thailand selatan, sekolah-sekolah kini ditutup. Selain kehidupan masyarakat sehari-hari, asap dari Indonesia juga menyebabkan kerugian besar bagi industri pariwisata Thailand, sehingga beberapa penerbangan harus dibatalkan karena asap.

Sejauh ini pemerintah telah mencatat 413 perusahaan yang diduga membakar hutan di lahan seluas 1,7 juta hektar. Demikian pernyataan Siti Nurbaya Bakar. Perusahaan-perusahaan tersebut sedang menjalani proses klarifikasi dan verifikasi.

Hingga saat ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengeluarkan sanksi administratif terhadap 10 perusahaan yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Izin perusahaan dua di antaranya dicabut. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, langkah tersebut berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan gugus tugas pemantauan kebakaran hutan dan lahan sejak 22 September. Demikian informasi yang dirilis pada Senin (19 Oktober).

Kebakaran Hutan Dan Lahan Sampai September 2019 Hampir 900 Ribu Hektar

Kesepuluh perusahaan tersebut berlokasi di wilayah Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Setiap orang akan dikenakan sanksi administratif yang terbagi dalam tiga kategori.

Baca Juga:  Prediksi Skor Barcelona Vs Atletico Madrid

Dukungan pemerintah semakin dibutuhkan bagi masyarakat di Sumatera dan Kalimantan yang sudah berbulan-bulan menderita bencana. Beberapa pihak bahkan meminta pemerintah menyatakan situasi krisis. Alasannya adalah ratusan ribu orang menderita dampak kesehatan akibat merokok.

Permintaan bantuan juga dikirimkan kepada pemerintah melalui jejaring sosial. Jika pemerintah tidak dapat memadamkan asap, maka pemerintah wajib memberikan bantuan keuangan kepada masyarakat yang harus berobat ke dokter karena sakit akibat asap.

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sudah berlangsung selama tiga bulan. Para pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa kebakaran kemungkinan akan berlanjut hingga akhir November.(22 Oktober 2015)

Kemenkes Tanggapi Hasil Studi Kematian Akibat Karhutla

Indonesia datang memberikan dukungan melalui pesawat dan tim pemadam kebakaran yang dilakukan 6 negara untuk mengatasi kebakaran hutan. Tim internasional fokus terutama pada pemadaman api di Sumatera. (10 Desember 2015)

Setelah menolak bantuan dari Singapura dan Malaysia, kini Indonesia mengirimkan permintaan bantuan kepada negara tetangga untuk memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. (9 Oktober 2015) Ilustrasi. Kobaran api dan asap tebal mengepul dari kebakaran di kawasan hutan produksi terbatas di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Riau, Kais (3 Mei 2015). Kebakaran di wilayah utara Riau belum dapat diatasi secara optimal karena terbatasnya akses menuju lokasi kebakaran dan cuaca yang sangat kering, meskipun pemerintah dan swasta telah berupaya untuk mengendalikannya.Mengendalikan kebakaran lahan dan hutan agar tidak meluas. (Foto ANTARA/FB Anggoro)

…cuaca cukup panas dan kontur lahan yang terbakar merupakan lahan gambut, sehingga lahan yang berhasil dikuasai akan terbakar kembali jika dibiarkan.” Satgas (Satgas Karlahut) mencatat Mulai 24 Juni s/d 26 Juli 2015, lahan seluas 1.246 hektare terbakar di seluruh provinsi.

Brigjen Nurendi Koandan Kore 031 Wira Bia TNI yang juga menjabat Ketua Satgas Riau Karlahut kepada Antara di Pekanbaru mengatakan, Selasa, “Tercatat seluruh kabupaten dan kota di Riau dengan luas total 1.246 hektare”.

Penyebab Dan Dampak Kabut Asap Di Asia Tenggara

Ia menjelaskan, terdapat empat instansi dan pemerintah kota di Riau yang menyumbang mayoritas kebakaran hutan dan lahan, yakni Kabupaten Rokan Hilir seluas 400 hektare, Pelalawan 232 hektare, Bengkalis 177 hektare, dan Kota Duai dengan total luas lahan. terbakar hingga 124 hektar.

Namun, dia menjelaskan, 1.125 hektare di antaranya berhasil dikuasai anggota dari total ribuan hektare kebakaran hutan dan lahan.

Namun cuacanya cukup panas dan pinggiran lahan yang terbakar merupakan lahan gambut, sehingga lahan yang berhasil dikendalikan akan terbakar kembali jika tidak diawasi, jelasnya.

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

Untuk itu, dia menekankan perlunya seluruh anggota terus melakukan pengawasan ketat agar Karlahut tidak ditindas.

Baca Juga:  Demo Hari Ini Di Bandung

Dampak Kebakaran Hutan Dan Lahan Gambut Terhadap Manusia Dan Lingkungan Hidup (studi Kasus: Desa Bunsur, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau)

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau Edwar Sanger menjelaskan saat ini ada dua helikopter yang bersiap “berjalan di atas air” di Riau, yakni helikopter Sikorsky dan I 171.

Keduanya melakukan persiapan di Landasan Udara Roesin Nurjadin Pekanbaru untuk mengambil air dari lahan yang terbakar di Riau, kata Edwar.

Menurut dia, selain dua unit helikopter tersebut, Satgas yang merupakan gabungan Pemprov Riau, TNI, Polri, BPBD Riau, dan BKG juga telah menyiapkan satu pesawat Hercules untuk melakukan teknologi modifikasi cuaca guna meredam hujan. di Riau. , saat ini sedang mengalami hujan berkepanjangan. Kondisi buruk yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan semak di Sumatera dan Kalimantan, Indonesia merupakan masalah yang tidak ada habisnya, mempengaruhi kualitas hidup dan perekonomian masyarakat lokal dan negara tetangga. Mendekati musim kemarau, angka kebakaran mulai meningkat, terutama di Provinsi Riau, Sumatera yang rawan terhadap kebakaran hutan. Kebakaran ini mulai mengancam beberapa ekosistem yang paling kaya akan keanekaragaman hayati dan karbon tinggi di negara ini, yaitu hutan lindung dan lahan gambut.

Menurut data Kebakaran Aktif NASA di platform Global Forest Watch Fires, setengah dari peringatan titik api di provinsi Riau terjadi di kawasan lindung atau zona bebas hutan di mana kebijakan nasional melarang pembangunan baru. Sekitar 38% peringatan di Riau saat ini berada di lahan gambut yang kaya akan cadangan karbon dan dapat melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer, yang selanjutnya mendorong perubahan iklim global.

Karhutla Di Aceh Meluas

Ini bukan satu-satunya informasi yang dapat ditampilkan pada platform Global Forest Watch Fires. Berikut ringkasan apa yang kami ketahui tentang awal musim kebakaran tahun ini.

Pada tahun 2013-2014, kebakaran hutan di Indonesia menyebabkan krisis hutan di Sumatera, Malaysia dan Singapura, yang mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia dan pemerintah untuk menyerukan tanggung jawab yang lebih besar, yang berujung pada penandatanganan Perjanjian ASEAN tentang Pencemaran Hutan Lintas Batas. Dengan dimulainya musim kemarau di Sumatera, kami mulai melihat peningkatan jumlah peringatan kebakaran. WRI akan memantau situasi ini dengan cermat dalam beberapa bulan mendatang untuk melihat komitmen Indonesia dalam mencegah kebakaran dan kontaminasi bangkai.

Seperti yang terjadi tahun lalu, konsentrasi peringatan titik panas tertinggi ada di Provinsi Riau, Sumatera. Provinsi Riau juga merupakan rumah bagi perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, yang menyumbang 25% dari total output nasional.

Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau 2015

Di Riau, api telah lama digunakan sebagai alat yang murah dan cepat untuk membuka lahan sebagai persiapan penanaman. Penelitian CIFOR menunjukkan bahwa menentukan penyebab utama kebakaran merupakan permasalahan yang kompleks karena kebakaran seringkali terjadi di luar batas konsesi atau di dalam lahan konsesi yang dikelola oleh petani.

Baca Juga:  Jadwal Sctv Tv Hari Ini

Polusi Asap Asia Tenggara 2015

Banyak peringatan kebakaran terkonsentrasi di Taman Nasional Tesso Nilo, yang mengalami kerusakan parah akibat pembalakan liar dalam beberapa tahun terakhir. Menurut data GFW, Taman Nasional Tesso Nilo, yang luasnya sekitar 83.000 hektar, kehilangan lebih dari separuh tutupan pohonnya antara tahun 2001 hingga 2013. Taman nasional ini merupakan habitat gajah dan harimau sumatera yang terancam punah.

Selama seminggu terakhir, 69 alarm kebakaran telah terdeteksi di Tesso Nilo, tujuh di antaranya memiliki tingkat keyakinan yang tinggi bahwa alarm tersebut mungkin terkait dengan operasi pembukaan lahan. Peringatan kebakaran lainnya yang tidak memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi mencakup kebakaran yang mungkin terkait dengan pembakaran ladang/padang rumput atau kondisi lain yang menyebabkan kebakaran dengan suhu lebih rendah.

Meskipun kita belum melihat adanya peningkatan jumlah alarm kebakaran di Riau, hingga saat ini lokasi-lokasi di mana alarm kebakaran terdeteksi menunjukkan lemahnya peraturan dan penegakan hukum. Sebagai bagian dari kebijakan moratorium kehutanan nasional, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melarang penerbitan izin baru di lokasi-lokasi hutan utama, sebuah janji yang juga didukung oleh Presiden Joko Widodo. Jelas peraturan ini belum dilaksanakan secara serius. Pada saat yang sama, larangan tersebut masih memiliki banyak celah seperti mengizinkan pembukaan lahan di kawasan terlarang jika digunakan untuk pangan dan energi, yang sering dikritik.

Buruknya pemantauan terhadap kawasan lindung juga merupakan masalah yang berasal dari Indonesia dan berdampak buruk pada Tesso Nilo. Badan Pengelola Hutan (KPH) di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada umumnya tidak memiliki kapasitas atau sumber daya yang cukup untuk mencegah penebangan hutan untuk keperluan pertanian dan kehutanan lainnya.

Bnpb Kebakaran Hutan Dan Lahan Masih Terjadi

Tindakan cepat yang dilakukan Presiden dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dapat membawa perubahan signifikan pada musim kebakaran hutan di Riau tahun ini. Kedua pertahanan harus diperkuat di area yang dihentikan. Sekarang juga merupakan waktu yang tepat bagi Presiden Jokowi untuk meninjau kembali janjinya pada bulan November 2014 untuk meninjau ulang semua izin yang dikeluarkan pada lahan gambut di Riau.

Kebakaran hutan di riau 2014, bencana kebakaran hutan di riau, berita kebakaran hutan di riau, kapan kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di riau 2015, penyebab kebakaran hutan riau 2015, peristiwa kebakaran hutan di riau, asap kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di riau, artikel kebakaran hutan di riau 2015, analisis kebakaran hutan di riau, masalah kebakaran hutan di riau

Tinggalkan Balasan