Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

By | Januari 3, 2024
|

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau – Stok Foto – Petugas kepolisian memantau pemadaman kebakaran di Desa Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Provinsi Riau, Selasa (2/5/2023). (ANTARA/Aswaddy Hamid)

Pekanbaru (ANTARA) – Dalam kurun waktu 1 Januari hingga 10 Juli 2023, luas hutan dan lahan yang terbakar di Provinsi Riau mencapai lebih dari 818 hektare menurut data pemerintah provinsi.

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

Luas hutan dan lahan yang terbakar pada periode ini tersebar di Bengkalis (337,48 ha), Dumai (100,57 ha), Indragiri Hilir (47,57 ha), Indragiri Hulu (24,80 ha), Kampar (46 ha). ). ). ,99 ha), Meranti (12,75 ha), Kuantan Singingi (2 ha), Pelalawan (37,18 ha), Rokan Hilir (135,5 ha), Rokan Hulu (35,5 ha), Siak (22, 35 ha ) dan Pekanbaru (18,5 ha).

Karhutla 2021 Melanda Riau, Konsesi Hti Terdeteksi Hotspot

“Saya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi membakar hutan jika ingin membuka lahan baru untuk perkebunan karena akan sangat merugikan masyarakat. Apalagi Provinsi Riau tahun ini masuk kategori musim kemarau, sehingga lahannya bisa rusak. mudah terbakar,” kata Gubernur Riau Syamsuar di Pekanbaru, Selasa.

Gubernur meminta para camat mengoptimalkan kinerjanya dalam mencegah karhutla, termasuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan.

“Saya yakin para camat bisa bekerja maksimal memberikan edukasi kepada masyarakat agar tidak terjadi karhutla yang parah,” ujarnya.

Edy Afrizal, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, mengatakan pemerintah terus berupaya mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan, termasuk meminta dukungan penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) atau hujan buatan dari pemerintah pusat.

Aduuhhhh… Karlahut Mulai Terjadi Di Sulawesi

“Kami sudah serahkan TMC ke pusat. Saat ini kami masih menunggu informasi dari BNPB karena pesawat BNPB untuk melakukan TMC terbatas,” ujarnya.

Penerapan TMC atau hujan buatan ini dilakukan sebanyak tiga kali di wilayah Provinsi Riau, yakni pada 18 April hingga 8 Mei 2023, 17 hingga 27 Mei 2023, dan 28 Mei hingga 9 Juni 2023.

Selain itu, garam sebanyak 10.400 kilogram tersebar di udara pada 17 hingga 27 Mei 2023, dan garam sekitar 12 ribu kilogram garam tersebar di udara pada 28 Mei hingga 9 Juni 2023.

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

Dari tiga periode tersebut, sebanyak 42.400 kilogram garam ditaburkan di udara Riau sehingga menimbulkan hujan buatan, kata Edy Afrizal.

Taman Nasional Bukit Tigapuluh

Baca juga: Riau Dapat Tambahan Dukungan Helikopter untuk Pantau Kebakaran Hutan dan Kebakaran Hutan. Tiga helikopter dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan di Riau. Terungkap, sesuai Peraturan Gubernur Kalteng No. 15 Tahun 2010, di Kalimantan Tengah, bakar hutan paling banyak satu hektar, masyarakat hanya perlu izin.. ketua RT. Demikian laporan detikcom. Sedangkan untuk pembukaan lahan dengan cara membakar hutan seluas satu hingga dua hektare memerlukan izin dari kepala desa atau lurah.

Baca Juga:  Live Real Madrid Hari Ini

Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah juga dikabarkan membolehkan masyarakat membakar hutan secara tertib untuk membuka lahan. Pasca bencana kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap, peraturan gubernur yang memuat izin kebakaran hutan akan ditinjau kembali. “Peraturan Gubernur Nomor 15 Tahun 2010 tentang izin pembakaran lahan sedang dikaji. Saya sedang dalam proses mengkajinya,” kata Wakil Gubernur Kalteng Hadi Prabowo saat dihubungi detikcom, Jumat (23/10). memiliki.

Sementara itu, semakin banyak pertanyaan yang diajukan mengenai mengapa api sulit dipadamkan, padahal ada bantuan dari negara lain. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya Bakar, membenarkan api sulit dipadamkan, karena baik di Kalimantan maupun Sumatera, titik api berada tiga hingga lima meter di bawah permukaan tanah. Ini ciri-ciri lahan gambut jika sudah terbakar. Penjelasan mengenai hal tersebut juga dapat dilihat pada video YouTube berikut ini.

“Saat naik ke atas, sudah mati, tapi ternyata di bawahnya ada rongga yang berisi batu bara yang terbakar,” jelas Menteri LHK di kompleks Istana Kepresidenan (Selasa, 6/10). Siti Nurbaya Bakar menambahkan, situasi tersebut menyebabkan asap masih terus muncul meski api sudah mereda.

Penyebab Kebakaran Hutan Dan Dampaknya Bagi Ekosistem

Asap kini telah menyebar ke Thailand, yang biasanya tidak dapat diakses asap akibat kebakaran hutan di Indonesia. Di Thailand selatan, sekolah-sekolah kini ditutup. Selain mengganggu kehidupan masyarakat sehari-hari, asap dari Indonesia juga menimbulkan kerugian besar pada sektor pariwisata Thailand, karena beberapa penerbangan harus dibatalkan karena kabut asap.

Sejauh ini, pemerintah telah mencatat 413 perusahaan yang diduga melakukan pembakaran hutan di lahan seluas 1,7 juta hektare. Demikian pernyataan Siti Nurbaya Bakar. Perusahaan-perusahaan tersebut kini sedang menjalani proses klarifikasi dan verifikasi.

Sejauh ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menjatuhkan sanksi administratif terhadap 10 perusahaan yang terlibat dalam pembakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Dua izin perusahaannya dicabut. Menurut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, langkah tersebut berdasarkan hasil investigasi Satgas Khusus Pemantauan Kebakaran Hutan dan Lahan sejak 22 September lalu. Demikian angka yang diberikan pada Senin (19/10).

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

Kesepuluh perusahaan tersebut berlokasi di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Semuanya akan dikenakan sanksi administratif yang terbagi dalam tiga kategori.

Penyebab Kebakaran Hutan Dan Cara Cara Pencegahannya

Masyarakat di Sumatera dan Kalimantan, yang telah menderita kabut asap selama berbulan-bulan, semakin membutuhkan dukungan pemerintah. Beberapa pihak bahkan mendesak pemerintah untuk menyatakan situasi ini sebagai krisis. Pasalnya, ratusan ribu orang kini merasakan dampak kesehatan akibat merokok.

Permintaan bantuan kepada pemerintah juga disampaikan melalui media sosial. Jika pemerintah tidak bisa berhenti merokok, pemerintah diminta memberikan dukungan finansial kepada warga yang harus berobat ke dokter karena sakit akibat merokok.

Baca Juga:  Berita Kebakaran Di Samarinda Hari Ini

Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan sudah berlangsung selama tiga bulan. Para pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa kebakaran dapat berlanjut hingga akhir November. (22.10.2015)

Bantuan berupa pesawat dan tim pemadam kebakaran yang dijanjikan enam negara untuk mengatasi kebakaran hutan telah tiba di Indonesia. Tim internasional terutama fokus pada pemadaman kebakaran di Sumatera. (12.10.2015)

Api Di Rinjani Tak Kunjung Padam, Lahan Terbakar Sudah Mencapai 55 Hektare

Setelah menolak bantuan dari Singapura dan Malaysia, kini Indonesia mengirimkan permintaan bantuan ke negara tetangga untuk memadamkan kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera. (09.10.2015) Pandangan helikopter terhadap lahan yang terbakar di Pelalawan, Provinsi Riau, Kamis (17/9/2015). Asap kebakaran hutan tersebut mengganggu aktivitas masyarakat Riau dan sekitarnya (AFP Photo/Adek Berry)

Kebakaran hutan kembali berkobar, termasuk di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo, Kabupaten Pelalawan. Api yang membara tersebut merupakan sisa-sisa api yang telah padam sebelumnya.

“Kebakaran hutan dan lahan di Riau dan Pulau Sumatera kembali meningkat, setelah 5 hari padam. Kebakaran terbanyak terjadi di Provinsi Riau,” kata Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Informasi Data dan Humas BNPB di Pekanbaru, Riau, kata pada hari Senin. (21/9/2015) sore.

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

Menurut Sutopo, kebakaran hutan dan lahan di Riau terjadi di Kabupaten Pelalawan, Kampar, dan Indragiri Hilir. Titik panas indikasi kebakaran juga terlihat berkobar di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo.

Diterapkan Di 3 Kabupaten, Pendekatan Klaster Bisa Jadi Solusi Karhutla Halaman All

Sutopo mengatakan, ada dua penyebab kebakaran kembali muncul. Salah satunya, apinya mula-mula padam lalu menyala kembali. Yang kedua adalah karena pembakaran baru.

Di Sumatera, tambah Sutopo, ada 399 titik yang dipantau. Jumlah tersebut terdistribusi di Jambi 39, Kepulauan Bangka Belitung 19, Kepri 1, Lampung 20, Riau 189, Sumbar 2, Sumsel 124, Sumut 5. Sedangkan di Kalimantan 208 titik, Kalbar 11, Kalsel terdistribusi. , Kalimantan Tengah 154, Kalimantan Timur 33 dan Kalimantan Utara 4.

Namun jarak pandangnya jauh lebih baik. Di Pekanbaru 6.000 meter, di Padang 4.000 meter, di Palembang 2.000, di Pontianak 2.000, dan di Ketapang 1.200. Sementara di beberapa daerah masih sekitar ratusan meter, ”kata Sutopo. . .

Tak hanya jarak pandang, kualitas udara di Pekanbaru berangsur membaik dan berada pada tingkat sedang. Sedangkan di Palembang kurang sehat, Pontianak rata-rata, dan Banjarbaru rata-rata.

Fakta Ditangkapnya Wo Penyebab Kebakaran Bukit Di Bromo: Tak Kantongi Izin, Ini Penyebab Api Menyala

Pemadaman secara darat terus dilakukan dengan mengerahkan sekitar 12.000 personel BPBD, Manggala Agni, TNI, Polri dan lainnya di 6 provinsi. Pemadaman terus menggunakan 17 unit helikopter.

Selain pemadaman kebakaran hutan dan lahan, penegakan hukum dilanjutkan oleh Penyidik ​​Polri dan Aparatur Sipil Negara (NPNS). Di Kalimantan Tengah, ada 48 kasus yang diproses. Dari jumlah tersebut, terdapat 3 perusahaan yang diperiksa dan 45 tersangka.

Baca Juga:  Acara Rcti Hari Ini Dan Besok

Sedangkan di Riau ada 21 perusahaan yang diperiksa dan tersangka 47 orang. Sementara di Sumsel ada 4 perusahaan dan 26 tersangka. Terakhir di Jambi 27 tersangka, pungkas Sutopo. (Jawab/Mut)

Kronologi Kebakaran Hutan Di Riau

* Fakta atau tipuan? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp nomor cek fakta 0811 9787 670 hanya dengan mengetikkan kata kunci yang diinginkan., Jakarta – Pertengahan tahun ini, beberapa daerah di Indonesia seperti Jawa, Bali, NTB, NTT , Papua bagian selatan, Maluku bagian selatan, dan sebagian Sulawesi bagian selatan kering. Curah hujan rata-rata kurang dari 100 mm per bulan. Bahkan di Jawa Timur, Bali, NTT dan NTB curah hujannya kurang dari 50 mm.

Bukan Karena Pembukaan Lahan Untuk Perkebunan Sawit, Inilah Penyebab Kebakaran Hutan Di Riau

Dalam keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa daerah yang terdampak kekeringan antara lain Purbalingga, Gunungkidul, Wonogiri, Tuban, Bojonegoro, Boyolali, Lombok Utara, dan NTT. Di Sumatera, sebagian besar wilayahnya juga kering hingga beriklim sedang. Menurut Badan Meteorologi, Iklim, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau akan mencapai puncaknya pada September mendatang.

Terbatasnya curah hujan di Riau juga menyebabkan titik api terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Pada Minggu 28 Juni 2015, Satelit Modis memantau 207 titik api di Pulau Sumatera, dimana 71 titik api diantaranya berada di Riau yaitu Pelalawan 24, Rokan Hilir 18, Bengkalis 9, Inhil 6, Dumai 5, Siak 3, Inhu 3 dan Kuansing, Meranti, Cam masing-masing dengan 1 titik tembak.

Luas lahan yang terbakar mencapai 142 hektare. Petugas gabungan Manggala Agni, BPBD, TNI, Polri dan relawan berhasil memadamkan 69 hektare. Sedangkan 73 hektare tidak bisa dihapuskan. Penyebab kebakaran karena hutan dibakar untuk membersihkan dan membuka lahan.

Pemerintah masih berjuang untuk mengatasinya karena hujan buatan yang dilakukan BPPT bersama BNPB dan TNI AU sejak Senin 22 Juni 2015 hingga saat ini menghadapi permasalahan tidak adanya kemungkinan awan di atmosfer yang cocok untuk disemai dengan NaCl. Bahkan pada hari Jumat tanggal 26 Juni dan Sabtu tanggal 27 Juni tidak terjadi penerbangan penyemaian awan.

Kebakaran Besar Hanguskan Hutan Bambu Di Kawasan Kebomas Kota Gresik

Pada hari keenam, hujan buatan baru dilakukan sebanyak 4 kali

Analisis kebakaran hutan di riau, gambar kebakaran hutan di riau, peristiwa kebakaran hutan di riau, artikel tentang kebakaran hutan di riau, bencana kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di indonesia, kasus kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di riau, kebakaran hutan di riau 2015, penyebab kebakaran hutan di riau, berita kebakaran hutan di riau, makalah kebakaran hutan di riau

Tinggalkan Balasan